Beranda | Artikel
Adab Murid Tidak Mendahului Guru
16 jam lalu

Adab Murid Tidak Mendahului Guru adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Emha Hasan Ayatullah pada Sabtu, 29 Jumadil Akhir 1447 H / 20 Desember 2025 M.

Kajian Islam Tentang Adab Murid Tidak Mendahului Guru

Adab menuntut ilmu sangat membantu kelancaran proses thalabul ilmi. Ketika seorang murid menunjukkan sikap yang menjemukan atau membosankan hingga seorang syaikh tidak lagi bersemangat, maka ilmu tersebut tidak akan tersampaikan dengan baik. Bahkan, dalam sebuah majelis, guru sering kali tidak melanjutkan pembahasan karena melihat ada jamaah yang tampak tidak paham.

Dalam menuntut ilmu, perlu disadari bahwa beberapa pembahasan mungkin akan terulang. Penulis kitab ini, sang mualif rahimahullah yang wafat pada tahun 733 H, menyebutkan rincian adab secara detail beserta contoh-contohnya agar mudah dimengerti. Dahulu, para ulama memberikan contoh di majelis dengan sangat mendalam. Hal ini bukanlah sesuatu yang diada-adakan atau bentuk pengkultusan terhadap guru, melainkan tradisi yang juga dijalankan oleh para ahli hadits.

Meskipun adab-adab ini tidak semuanya berstatus sebagai wahyu atau dalil yang qath’i (pasti), mempraktikkannya adalah hal yang baik selama sejalan dengan dalil. Terlebih lagi, para ulama dari abad ke-8 hingga ke-10 tidak membantah isi buku ini, yang menunjukkan bahwa poin-poin adab tersebut telah menjadi kebiasaan yang diterima.

Berikut adalah poin-poin adab murid terhadap gurunya:

Tidak Mendahului Guru dalam Menjelaskan

Seorang murid tidak boleh mendahului gurunya dalam menjelaskan suatu pembahasan atau menjawab pertanyaan, baik pertanyaan itu datang dari orang lain maupun dari guru itu sendiri.

Jika guru sedang bertanya untuk memancing diskusi, seorang murid tidak pantas langsung menjawab dengan sikap seolah-olah sudah mengetahui segalanya sebelum penjelasan diberikan. Sikap tersebut dapat mematahkan semangat guru untuk mengajar. Murid harus menahan diri dan tidak menunjukkan bahwa ia telah paham sebelum waktunya.

Tidak Menyamai Ucapan Guru

Adab selanjutnya adalah tidak mengikuti atau membarengi ucapan guru saat beliau sedang berbicara. Misalnya, saat guru membaca hadits atau menjelaskan syarahnya, murid tidak sepatutnya ikut berbicara bersamaan dengan guru untuk menunjukkan bahwa ia sudah sangat paham. Sikap ini dianggap tidak sopan.

Pengecualian diberikan jika guru sendiri yang meminta murid tersebut untuk menjelaskan. Dalam kondisi ini, guru memberikan izin atau ridha agar murid memberikan muqaddimah yang nantinya akan dikuatkan atau diluruskan oleh guru.

Tidak Memotong Perkataan Guru

Seorang murid tidak sepantasnya memotong perkataan guru saat beliau sedang memberikan penjelasan. Memotong pembicaraan dapat membuyarkan konsentrasi guru dan merusak alur informasi yang seharusnya disampaikan secara utuh.

Murid tidak boleh membalap penjelasan guru karena merasa sudah pernah mendengarnya. Meskipun terkadang hal itu dilakukan secara refleks untuk menghilangkan rasa kantuk, tetap saja hal tersebut tidaklah tepat. Seorang murid harus bersabar hingga guru selesai berbicara, barulah kemudian ia boleh berbicara atau meminta tambahan penjelasan.

Salah satu poin penting adalah tidak sepantasnya seorang murid mengobrol dengan orang lain ketika syaikh atau guru sedang berbicara kepadanya. Hal ini sangat melukai perasaan pemberi ilmu.

Contoh kasusnya adalah ketika seorang murid bertanya tentang suatu hukum, lalu guru memberikan perincian mulai dari pembahasan, dalil, hingga pendapat yang paling kuat. Namun, saat penjelasan berlangsung, si penanya justru asyik mengobrol sendiri. Tindakan ini sangat tidak sopan dan membuat guru merasa tidak dihargai, sehingga muncul perasaan enggan untuk meneruskan penjelasan.

Para ulama terdahulu memberikan teladan yang luar biasa dalam hal ini. Ketika guru mereka berbicara, mereka diam dan menyimak dengan sangat khusyuk.

Keadaan para sahabat saat menyimak ilmu digambarkan seolah-olah di atas kepala mereka ada burung yang sedang hinggap, sehingga mereka tidak berani bergerak agar burung tersebut tidak terbang. Al Imam Syafi’i Rahimahullah bahkan tidak berani membalikkan kertas dengan keras di depan Imam Malik Rahimahullah karena sangat menghormati wibawa gurunya. Begitu pula Arrabi Ibnu Sulaiman Rahimahullah, murid Imam Syafi’i, yang sampai mengurungkan niat untuk minum karena segan saat melihat gurunya.

Pada masa sekarang, sering ditemui fenomena murid yang minum kopi atau bahkan mengobrol di dalam majelis. Tidur di dalam majelis karena mengantuk terkadang lebih bisa dimaklumi daripada mengobrol atau tertawa sendiri di saat guru sedang serius menjelaskan. Perilaku tertawa tanpa alasan yang jelas, atau tertawa karena melihat gawai saat guru sedang memberikan syarah, adalah tindakan yang sama sekali tidak sopan.

Hal ini menjadi tantangan besar, terutama pada generasi saat ini. Perlu adanya latihan adab yang disiplin sebagaimana guru-guru terdahulu melatih muridnya. Dahulu, ketegasan guru dalam menjaga suasana majelis ilmu sangat diutamakan agar kemuliaan Al-Qur’an dan hadits tetap terjaga. Berbeda dengan kondisi sekarang, di mana tindakan tegas dari seorang guru terkadang justru disalahartikan dan dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Padahal, adab adalah kunci keberkahan ilmu.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian

Mari turut membagikan link download kajian “Adab Murid Tidak Mendahului Guru” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55914-adab-murid-tidak-mendahului-guru/